JAKARTA, narasipublik.net – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) memberikan apresiasi atas kinerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Apresiasi tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang pada saat rapat kerja yang berlangsung di Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (11/06/2024).
Junimart Girsang mengatakan, Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan sosok yang sangat terbuka dan bisa diajak diskusi, sehingga seluruh kerja Kementerian ATR/BPN dapat dilirik oleh pihak lain.
“Contohnya seperti World Bank mengundang menteri AHY ke Amerika Serikat, itu sangat luar biasa bagi saya. Mereka mengapresiasi tentang reforma agraria di Indonesia, khususnya Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL),” ucap Junimart Girsang
Lebih lanjut, ke depan pihaknya berkomitmen akan terus memberikan dukungan terhadap seluruh program Kementerian ATR/BPN yang diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat.
“Kami Komisi II DPR RI siap mendukung dengan hati yang penuh untuk Kementrian ATR/BPN agar bisa terus maju,” tuturnya.
Sementara itu, PTSL yang dijalankan Kementerian ATR/BPN dinilai berhasil dalam mendaftarkan bidang tanah di Indonesia secara progresif, sehingga program tersebut mampu dikenal hingga ke kancah dunia.
Dalam lima tahun terakhir PTSL terus dipercaya untuk dilanjutkan agar seluruh bidang tanah di Indonesia bisa terdaftar, bahkan Indonesia berhasil mendapatkan pinjaman dana sebesar 200 juta US Dollar dari Bank Dunia.
Menteri AHY mengungkapkan, keberhasilan PTSL membuat Indonesia diminta untuk berbagi pengalaman dan cerita kesuksesan oleh Bank Dunia untuk mewakili Asia dalam World Bank Land Conference yang berlangsung di Washington DC, Amerika Serikat.
“Kehadiran kami di Bank Dunia pada bulan Mei lalu juga untuk menjajaki kemungkinan pinjaman lunak dari Bank Dunia untuk lima tahun ke depan,” ujar Menteri AHY dalam Rapat Kerja bersama Komisi II DPR RI.
Lebih lanjut, dari hasil negosiasi yang dilakukan tersebut Bank Dunia bersedia untuk meningkatkan bantuan pinjaman lunak kepada Indonesia dari 200 juta USD menjadi 635 juta USD.
“Dengan sistem dan mekanisme yang tepat, kami optimis bantuan ini akan semakin meningkatkan kesuksesan program Reforma Agraria,” pungkasnya.