KANDANGAN, narasipublik.net – Masjid Al Abrar adalah salah satu tempat ibadah tertua di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yang memiliki nilai sejarah cukup tinggi.
Sebelum menjadi Masjid, dulunya merupakan sebuah Musholla atau Langgar Sungai Kudung yang didirikan pada tahun 1878 Masehi.
Sejak didirikannya tempat ibadah tersebut sudah beberapa kali mengalami renovasi hingga seperti saat ini.
Yakni pada tahun 1911 tempat ibadah ini sebelumnya merupakan Langgar Sungai Kudung resmi menjadi Masjid Sungai Kudung.
Hingga akhirnya tahun 1958 tempat ibadah tersebut merubah namanya menjadi masjid Al Abrar Gambah Luar yang dikenal sampai saat ini.
Tidak hanya nilai historisnya yang tinggi, masjid berlokasi di desa Gambah Luar, Kecamatan Kandangan ini juga memiliki berbagai koleksi bersejarah didalamnya.
Yakni kitab suci Al Qur’an beragam ukuran, dari yang paling besar 1 meter hingga terkecil berukuran 2 Centimeter tersimpan rapi di masjid.
Ketua pengurus masjid yang juga sekaligus penulis Al Qur’an berukuran besar, H Yuseri Fauzi menerangkan, ada 2 buah Al Qur’an besar buatannya yang kini menjadi koleksi di Masjid tersebut.
“Pertama kita membuat Al Qur’an tulisan tangan pada tahun 2015 hingga 2017 dengan ukuran 90 x 60 centimeter, dan ukuran 111 x 80,5 centimeter yang dikerjakan tahun 2017 selesai pada tahun 2019,” ucap H Yuseri Fauzi, Sabtu (17/04/2021).
Sedangkan Al Qur’an berukuran mini merupakan pemberian salah satu jamaah dari luar daerah yang pernah berkunjung ke masjid Al Abrar.
“Al Qur’an berukuran 2 x 4 centimeter ini adalah pemberian seseorang yang melaksanakan ibadah shalat di masjid ini,” terangnya.
Hingga kini di masjid Al Abrar memiliki belasan koleksi kitab suci Al Qur’an dengan ukuran berbeda-beda.
Sehingga menjadikannya sebagai ikon tersendiri bagi tempat ibadah tertua di Kota Kandangan tersebut.
Meski sudah beberapa kali dilakukan renovasi, namun interior dan artistik bangun masjid masih banyak yang tidak dirubah.
Hal tersebut bertujuan guna mempertahankan nilai sejarahnya dan keaslian karakter masjid.
“Bagian belakang Bangunan masjid ini hampir sebagian besar masih seperti dulu, yakni jendela kaca, dinding, plafon, serta menara masjidnya,” tutur pria berusia 74 tahun tersebut.
Masjid Al Abrar kini menjadi tempat persinggahan para pengguna jalan dari berbagai daerah.
Selain lokasinya strategis di pinggir ruas jalan nasional, tempat ibadah tersebut juga terkenal dengan kebersihannya sehingga nyaman untuk beristirahat.
“Masjid ini milik seluruh umat muslim, sehingga terbuka 24 jam bagi siapa saja baik untuk melaksanakan ibadah maupun sekedar beristirahat,” pungkasnya. (Irf)
hello there and thank you for your info – I’ve certainly picked up anything new from right here.
I did however expertise some technical points using this site,
since I experienced to reload the site many times previous to I could get it to load properly.
I had been wondering if your web hosting is OK? Not that
I am complaining, but sluggish loading instances times will often affect your placement in google and can damage your high-quality score if advertising and marketing
with Adwords. Well I am adding this RSS to my e-mail and could look out
for a lot more of your respective fascinating content.
Ensure that you update this again soon..