EKONOMI & BISNISKANDANGAN (HSS)

Usaha Kerupuk Bamban Mulai Terpuruk Ditengah Pandemi

Avatar photo
2071
×

Usaha Kerupuk Bamban Mulai Terpuruk Ditengah Pandemi

Sebarkan artikel ini
Usaha Kerupuk Bamban

KANDANGAN, narasipublik.net Usaha kerupuk ubi kayu atau gumbili di Desa Bamban, Kecamatan Angkinang merosot tajam pasca dilanda Pandemi Covid-19.

Semenjak merebaknya virus asal Wuhan China di Bumi Rakat Mufakat mempengaruhi tingkat penjualan kerupuk bamban yang terkenal akan kerenyahannya tersebut.

Menurut salah satu pengusaha kerupuk bamban, Fajri menuturkan, sudah lebih dari satu tahun daya beli masyarakat terhadap produk olahannya mengalami penurunan drastis.

“Sudah satu tahun kami berusaha bertahan ditengah pandemi Covid-19 dan kini ditambah dengan adanya PPKM membuat pemasaran produk olahan kami terkendala,” ucap Fajri, Kamis (19/08/2021).

Untuk mempertahankan usaha produksi kerupuk bamban, dirinya mengaku terpaksa harus menurunkan harga jual agar menarik minat para konsumen.

“Dulu harga kerupuk perkilonya mencapai Rp14 ribu namun kini hanya bisa menjual dengan harga Rp12 ribu sehingga membuat omset menurun hampir 40 persen,” tuturnya.

Meski mengalami penurunan pendapatan yang signifikan, namun dirinya masih tetap bertahan dengan usaha pembuatan kerupuk bamban tersebut.

“Semoga Pandemi ini cepat berlalu sehingga usaha kerupuk bamban bisa kembali seperti dulu lagi dan perekonomian dapat stabil kembali,” tandasnya. (Mal)

Editor : Van