MARABAHAN, narasipublik.net – Puluhan ribu jamaah dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan (Kalsel) hadiri Barito Putera Bersholawat, di Masjid Bustanul Muhibbin, Handil Bakti, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Selasa (12/11/2023) malam.
Kegiatan yang menghadirkan Habib Syech Abdul Qadir Assegaf ini sendiri dirangkai dengan peluncuran tentang sejarah perjalanan klub PS Barito Putera yang berjudul ‘The True of Barito Putera Legend’.
Tidak hanya sejarah berdirinya klub berjuluk Laskar Antasari sejak 1988, di dalam buku itu juga terungkap kontribusi penting para legenda sebagai direktur teknik, pelatih, asisten pelatih yang kini tergabung dalam Ikatan Barito Putera Legend.
CEO Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman mengatakan, bersholawat bersama merupakan tradisi yang diwariskan oleh orangtuanya dan hingga kini masih terus dilanjutkan.
Ia berharap, melalui kegiatan ini para ulama, Habaib, dan masyarakat Kalsel dapat memberikan dukungan serta doa untuk Barito Putera agar bisa bangkit dan memberikan performa permainan.
“Semoga dengan bersholawat kepada Rasulullah SAW dan doa kita semua, Barito Putera bisa bangkit memperbaiki penampilan dan menjadi juara,” ucap Bang Hasnur sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Hasnuryadi menekankan pentingnya nilai kekeluargaan di dalam tim Barito Putera, yang dituangkan dalam slogan ‘Sekali Keluarga Tetap Keluarga’.
“Ulun mohon seluruh pecinta Barito Putera bisa memberikan dukungan untuk tim, baik dalam kemenangan maupun kekalahan. Itu lah yang namanya keluarga,” tuturnya.
Sementara itu, anak mendiang almarhum Sulaiman HB itu pun berharap Barito Putera bisa segera kembali bermain di Kalsel sebagai kandang utama Laskar Antasari.
Dimana saat ini, Barito Putera terpaksa harus bermarkas di Bantul, Yogyakarta untuk sementara waktu, hal itu lantaran Stadion 17 Mei Banjarmasin dan Stadion Demang Lehman Martapura masih dalam tahap renovasi.
“Semoga proses renovasi bisa rampung tepat waktu, agar Barito Putera bisa kembali bermain di Banua,” pungkas Hasnur.
Kegiatan Barito Putera Bersholawat kali ini juga dihadiri oleh beberapa ulama tersohor, diantaranya yakni Habib Quraisy Baharun (Cirebon), Habib Ali Zainal Abidin (Ampel), Habib Haidar Al Hamid (Tanggul-Jatim), Habib Rifqy Alaydrus (Jakarta), KH Rasyid Ridha (Banjar), serta para habaib dan alim ulama lainnya.